Pacific Ramaikan Segmen Full Service - JAKARTA: Pacific Royale Airways, maskapai patungan pengusaha Indonesia-India, ditargetkan bisa beroperasi paling lambat akhir tahun ini untuk bersaing di kelas penerbangan layanan penuh atau full service.
Samudra Sukardi, pimpinan proyek operasional Pacific Royale Airways, mengatakan pihaknya menargetkan surat izin usaha penerbangan (SIUP) sudah diterbitkan oleh Kementerian Perhubungan pada Juni tahun ini.
“Setelah mendapat SIUP, kami akan ajukan AOC [air operator certificate] dan diharapkan pada tahun ini sudah bisa beroperasi. Pasar di full service masih sangat luas dan belum tergarap maksimal,” jelasnya kemarin.
Kehadiran Pacific semakin meramaikan persaingan bisnis penerbangan di segmen full service dengan pesawat berbadan sedang, yang selama ini hanya diterbangi Garuda Indonesia.
Sebelumnya, Sriwijaya Air juga berminat memasuki segmen itu dengan target paling lambat kuartal II/2012 sudah beroperasi. Dengan demikian setidaknya akan ada tiga maskapai yang melayani segmen full service kategori pesawat berbadan sedang dengan kehadiran Pacific.
Samudra optimistis Pacific akan tetap tumbuh meskipun jumlah maskapai sudah cukup banyak di Indonesia.
“Yang banyak itu kan di kelas LCC [low cost carriers/maskapai berkonsep berbiaya rendah] sementara di full service masih sangat luas pasarnya. Pacific Royale akan tetap tumbuh,” jelasnya.
Dia mengungkapkan saham Pacific sebesar 51% dimiliki oleh pengusaha Indonesia, Gunarni Gunawan. Sementara itu, sebesar 49% dipegang oleh pengusaha India yang belum bisa disebutkan namanya.
Samudra, mantan Dirut Riau Airlines dan pernah juga dicalonkan menjadi Dirut Garuda, itu mengatakan saat ini pihaknya masih mengkaji mengenai pesawat yang akan dioperasikan oleh Pacific Royale Airways.
Menurutnya, perusahaan akan mampu memenuhi ketentuan pengoperasian 10 unit pesawat, di mana 5 unit harus dimiliki dan sisanya boleh sewa, pada 12 Januari 2012.
“Yang jelas ada dua pilihannya, yaitu Boeing dan Airbus. Bisa Boing 737 atau Airbus 320. Kami juga akan mencari pesawat yang lebih besar [wide body] untuk penerbangan internasional. Rute yang akan kami layani adalah luar negeri dan domestik,” paparnya.
Rute internasional, paparnya, dalam tahap awal akan menghubungkan kota-kota di Indonesia dan India, salah satunya sebagai tindak lanjut ditandatanganinya perjanjian hubungan udara antarkedua negara yang disepakati pada 25 Januari 2011.
Rute internasional
Samudra menuturkan Pacific akan berbasis di Jakarta, dan pihaknya kini tengah melakukan studi kelayakan mengenai rute-rute domestik yang dinilai berpotensi bagi perusahaan.
“Kalau rute internasional itu pastinya akan menghubungkan Indonesia dan India. Kami juga akan melayani rute domestik, tapi belum tahu berapa perbandingannya,” jelas dia.
Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Herry Bakti Singayuda Gumay mengatakan pasar penerbangan Indonesia-India akan berkembang cukup besar ke depannya.
“Yang pertama, karena India itu negara dengan penduduk terbesar kedua setelah China. Selain perjalanan wisata, akan ada juga penerbangan perjalanan bisnis. Prospek rute Indonesia-India akan cukup bagus,” jelasnya.
Herry Bakti juga mengungkapkan bahwa Samudra Sukardi akan dipilih sebagai CEO Pacific Royale Airways.
“Ya memang, Samudra Sukardi katanya akan menjadi CEO, hanya belum dilantik saja,” jelasnya.
Pada 25 Januari 2011, RI dan India secara resmi menetapkan perjanjian hubungan udara baru, yang merupakan revisi atas air services agreement antarkedua negara pada 18 September 1968.
Namun, sejumlah maskapai nasional menyatakan belum tertarik untuk terbang ke India kecuali Garuda Indonesia.
Sumber :
http://www.bisnis.com/infrastruktur/transportasi/10545-pacific-ramaikan-segmen-full-service